Kalimantan Barat, 12 April 2025 – Dalam
upaya memperkuat pemahaman dan perlindungan masyarakat terhadap berbagai
ancaman di ruang digital, Commonroom, Perkumpulan AirPutih, dan Relawan TIK
Indonesia menggelar kegiatan Literasi Digital di salah satu wilayah 3T
(Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) Kalimantan Barat. Kegiatan ini berlangsung
selama tiga hari, dari 10 hingga 12 April 2025.
Mengusung tema “Cerdas Digital, Waspada
Online”, kegiatan ini fokus pada empat isu utama yang tengah marak dan
mengancam masyarakat pedesaan, yakni penipuan online, pinjaman online ilegal,
judi online, serta pentingnya memahami dan menerapkan transaksi e-commerce yang
aman.
Kegiatan ini melibatkan masyarakat dari
berbagai kalangan, seperti pelajar, pendidik, pelaku UMKM, hingga tokoh adat
dan perangkat desa. Para peserta mendapatkan edukasi langsung terkait ciri-ciri
modus penipuan digital, bahaya judi online yang menyasar keluarga, serta
praktik aman dalam menggunakan aplikasi pinjaman dan berbelanja secara daring.
Dalam sambutannya, Andriani Kesa Alivia dari Commonroom menekankan pentingnya
kesetaraan akses terhadap informasi digital yang aman dan edukatif.
“Kegiatan ini menjadi jembatan agar warga
di daerah 3T tidak tertinggal dalam hal literasi digital. Mereka berhak untuk
tahu bagaimana cara menjaga diri dari ancaman kejahatan digital yang kini makin
canggih,” ungkapnya.
Sementara itu, Agung Riyadi dari Perkumpulan AirPutih menjelaskan bahwa selain
edukasi, pihaknya juga berupaya menyediakan akses infrastruktur yang
memungkinkan masyarakat tetap terhubung dengan internet secara aman dan
produktif.
“Kami tidak hanya membangun jaringan,
tapi juga membangun kesadaran. Karena koneksi tanpa edukasi justru bisa membuka
celah penyalahgunaan,” tegas Agung.
Dari Relawan TIK Indonesia, Ferianto menambahkan bahwa kegiatan ini
menjadi bagian dari gerakan nasional untuk membangun ketahanan digital
masyarakat hingga ke pelosok negeri.
“Masyarakat desa sering jadi sasaran
empuk penipuan online dan pinjol ilegal. Melalui pelatihan ini, kami ingin
mereka bisa lebih mandiri secara digital dan tidak mudah terjebak oleh konten
atau layanan yang merugikan,” jelas Ferianto.
Kegiatan ini disampaikan dalam format
yang komunikatif dan interaktif, disesuaikan dengan karakter masyarakat lokal,
termasuk melalui simulasi kasus, diskusi kelompok, dan praktik langsung
penggunaan perangkat digital secara aman.
Dengan semangat kolaborasi lintas
lembaga, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan ekosistem digital yang
sehat, aman, dan memberdayakan di wilayah 3T Kalimantan Barat, serta menjadi
inspirasi bagi daerah lainnya di Indonesia.